Menjadi Lebih Baik

  • Home
  • Ringkasan Kajian
  • Info Kajian
  • Tentang kami

MENGAPA ORANG MUSLIM TERBAGI MENJADI BERBAGAI ALIRAN/AJARAN DENGAN PEMIKIRAN YANG BERBEDA?

Betacenturia   RINGKASAN   20.12   0 Comments

MENGAPA ORANG MUSLIM TERBAGI MENJADI BERBAGAI ALIRAN/AJARAN DENGAN PEMIKIRAN YANG BERBEDA?

Pertanyaan:
Seluruh umat muslim mengikuti satu kitab suci Al-Qur'an (yang sama), namun mengapa ada beberapa aliran dan ajaran pemikiran yang berbeda di antara mereka?

Jawab:
1) Kaum Muslim harus bersatu, Saat ini umat Muslim terpecah-belah diantara mereka. Kejadian ini bukan dikarenakan oleh Islam semata. Karena Islam percaya untuk menyatukan diantara para pengikutnya. Dalam Ayat suci Qur'an Surat Ali Imran ayat 103 menyatakan :

"Dan berpeganglah kalian semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah bercerai-berai. Dan ingatlah akan nikmat Allah kepada kalian ketika kalian dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh- musuhan, maka Allah mempersatukan hati kalian, lalu jadilah kalian karena nikmat Allah orang- orang yang bersaudara. Dan kalian telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kalian daripadanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada kalian, agar kalian mendapat petunjuk." (QS Ali Imran: 103)

Ayat ini memerintahkan seluruh kaum muslimin untuk bersatu di atas jalan Allah dan melarang kita untuk berpecah-belah. Disebutkan dalam ayat ini, bahwa persatuan yang diperintahkan adalah persatuan di atas kitab dan sunnah atau di atas tali Allah. Barang siapa yang melepaskan diri atau mengambil jalan lain selain jalan Allah, maka dialah yang memisahkan diri dari jama'ah kaum muslimin dan berarti dialah yang menyebabkan terjadinya perpecahan. Dan Firman Allah SWT dalam Surat An-Nisa ayat 59 :

"Hai orang-orang yang beriman, ta'atilah Allah dan ta'atilah Rasul(Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Qur'an) dan Rasul (Sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu adalah lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya ". (QS An-Nisa: 59)

Pada ayat ini, Allah menyeru kepada orang yang beriman untuk mentaati Allah, mentaati Rasul dan Ulil Amri (pemegang kekuasaan/pemimpin atau penegang mandat) di antara mereka sebagai wujud keimanan kepada Allah dan hari akhir dalam bentuk pelaksanaan hukum dan amanat di antara manusia. Ketaatan kepada Allah, Rasul dan ulil Amri serta mengembalikan setiap perselisihan kepada Allah dan Rasul-Nya di dalam ayat ini dinyatakan sebagai persyaratan keimanan kepada Allah dan hari akhir "yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya". Adanya larangan untuk membuat sekte dan pembagian dalam Islam Dalam Al-Qur'an dinyatakan bahwa:

"Sesungguhnya orang-orang yang memecah belah agamanya dan mereka terpecah menjadi beberapa sekte (golongan), tidak ada sedikitpun tanggung jawabmu terhadap mereka. Sesungguhnya urusan mereka hanya terserah kepada Allah: kemudian Allah akan memberitahukan kepada mereka apa yang telah mereka perbuat" (QS 6:159)

Dalam ayat tersebut, Allah swt berfirman bahwa seseorang harus memisahkan diri dari mereka yang memecah belah agama dan membagi -baginya menjadi sekte-sekte (golongan-golongan). Namun ketika ada yang bertanya kepada seorang Muslim, "siapa anda?", jawaban yang umum adalah "Saya adalah seorang Sunni" atau "Saya adalah seorang Syiah". Beberapa menyebut diri mereka sendiri Hanafi atau Syafi'i atau Maliki atau Hambali. Beberapa menjawab "Saya seorang Deobandi" dan yang lainnya menjawab "Saya seorang Barelvi". Nabi Kita adalah seorang Muslim Ketika ada yang bertanya pada kaum Muslim, "Siapakah nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam? Apakah beliau seorang Hanafi atau Syafi'i, atau Hambali atau Maliki?" Tidak! Beliau adalah seorang Muslim, sebagaimana semua nabi dan rasul Allah sebelum beliau. Ini disebutkan dalam Al-Qur'an surat 3: 52-53 bahwa nabi Isa / Yesus Alaihi Salam adalah seorang Muslim.

"Maka tatkala Isa mengetahui keingkaran mereka (Bani lsrail) berkatalah dia: "Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku untuk (menegakkan agama) Allah?" Para hawariyyin (sahabat-sahabat setia) menjawab: "Kamilah penolong-penolong (agama) Allah, kami beriman kepada Allah; dan saksikanlah bahwa sesungguhnya kami adalah orang-orang yang berserah diri. Ya Tuhan kami, kami telah beriman kepada apa yang telah Engkau turunkan dan telah kami ikuti rasul, karena itu masukanlah kami ke dalam golongan orang-orang yang menjadi saksi (tentang keesaan Allah)". (QS 3:52-53)

Lebih lanjut, dalam Al-Qur'an surat 3:95, disebutkan bahwa Ibrahim Alaihi Salam juga bukan seorang Yahudi atau Nasrani, melainkan seorang Muslim.

"Benarlah (apa yang difirmankan) Allah". Maka ikutilah agama Ibrahim yang lurus, dan bukanlah dia termasuk orang-orang yang musyrik." (QS 3:95)

Qur'an bersabda untuk memanggil dirimu sendiri Muslim Jika seseorang bertanya kepada seorang Muslim tentang siapakah dirimu, maka dia harus menjawab "Saya adalah seorang MUSLIM, bukan seorang Hanafi atau Syafi'i". Surat Fussilat (41) ayat 33 menjelaskan:

"Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh dan berkata: 'Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri dalam Islam (Muslim)?" (QS 41: 33)

Al-Qur'an berkata: "Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri dalam Islam". Dengan kata lain, katakanlah, "Aku adalah seorang Muslim". Nabi SAW mendiktekan surat untuk raja-raja non-Muslim dan para penguasa dan mengajak mereka untuk masuk Islam. Dalam surat tersebut, beliau menyebutkan sebuah ayat dalam Al- Qur'an, yaitu dari Surat Ali Imran, ayat ke 64:

"Katakanlah: "Saksikanlah, bahwa kami adalah Muslim (orang-orang yang tunduk/ berserah diri kepada kehendak Allah." (QS 3: 64)

Kita harus menghormati semua ulama-ulama besar Islam, termasuk empat Imam: Imam Abu Hanifa, Imam Syafi'i, Imam Hambali dan Imam Maliki (semoga rahmat Allah beserta mereka). Mereka adalah ulama-ulama besar dan semoga Allah membalas segala kerja keras dan penelitian mereka. Boleh saja setuju dengan pandangan-pandangan dan riset yang dilakukan oleh Imam Abu Hanifa atau Imam Syafi'i dll. Tapi, jika dihadapkan pada pertanyaan "siapakah anda?", jawaban yang semestinya hanyalah "saya adalah seorang Muslim". Beberapa pendapat menyitir hadist Nabi yang diriwayatkan oleh Sunan Abu Dawud No. 4579. Dalam habist tersebut, Nabi SAW diriwayatkan bersabda, "Umatku akan terpecah menjadi 73 golongan". Hadist tersebut meriwayatkan bahwa Nabi memprediksi tentang terpecahnya umat menjadi 73 golongan. Beliau sama sekali tidak menyebutkan bahwa Muslim harus membagi diri mereka menjadi 73 golongan. Al-Qur'an yang mulia menyuruh kita untuk tidak membuat golongan atau sekte. Mereka yang mengikuti ajaran Qur'an dan Hadist yang sahih dan tidak membagi diri dalam golongan atau sekte adalah orang-orang yang berada di jalan yang benar. Menurut Hadist Riwayat Tirmidzi no.171, Nabi SAW diriwayatkan bersabda: "Umatku akan terbagi menjadi 73 golongan, dan kesemuanya akan masuk neraka kecuali satu golongan". Lalu salah satu sahabat bertanya pada Rasulullah, golongan manakah itu. Rasulullah menjawab, "itu adalah golongan dimana aku dan pengikutku besertanya". Al-Qur'an yang mulia menyebutkan dalam beberapa ayat, "Patuhi Allah dan patuhi Rasulnya".

Seorang Muslim yang benar seharusnya hanya mengikuti Al-Qur'an yang mulia dan Hadist yang Shahih. Siapapun boleh setuju dengan pandangan-pandangan ulama selama tidak bertentangan dengan Al-Qur'an dan Hadist yang shahih. Jika ada pandangan-pandangan yang bertentangan dengan firman Allah atau sunah Nabi, maka pandangan tersebut tidak perlu diikuti, meskipun pandangan tersebut adalah pandangan ulama yang terpelajar. Seandainya semua Muslim membaca Al-Qur'an dengan penuh pemahaman dan mengikuti Hadist shahih, Insya Allah, sebagian besar perbedaan bisa diselesaikan dan kita bisa bersatu sebagai Umat Muslim.

Dikutip dari sesi tanya jawab Zakir Naik.


RINGKASAN

Related Posts

Tidak ada komentar

Posting Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

Kunjungi

Entri Populer

  • Cara Mengkafani Jenazah Berihram
    One Day One Hadist (ODOH)383 عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبَّاسٍ رضي الله عنهما قَالَ : بَيْنَمَا رَجُلٌ وَاقِفٌ بِعَرَفَةَ , إذْ وَقَعَ عَن...
  • MENGAPA ORANG MUSLIM TERBAGI MENJADI BERBAGAI ALIRAN/AJARAN DENGAN PEMIKIRAN YANG BERBEDA?
    MENGAPA ORANG MUSLIM TERBAGI MENJADI BERBAGAI ALIRAN/AJARAN DENGAN PEMIKIRAN YANG BERBEDA? Pertanyaan: Seluruh umat muslim mengikuti satu ...
  • Mengatasi Marah Secara Baik
    Bagaimana cara menghilangkan marah? Rasulullah memberikan beberapa resep yang bisa kita amalkan. Inilah beberapa cara untuk mencegah atau ...
  • Info kajian : Sabtu 17 Jumada Tsani 1437 H/ 26 Maret 2016
    Info Taman Syurga Hari Sabtu 17 Jumada Tsani 1437 H/ 26 Maret 2016 ======= Tempat  : Masjid Ar Rahmat. Jl. Anggrek Cendrawasih. Slipi. Jak...
  • Kenali Rabbmu,Maka Engkau Akan Bahagia
    Ringkasan Kajian Ilmu Sahabat Imanuddin Senin, 22 Februari 2016 Ust. Dr. Khalid Basalamah,MA Kenali Rabbmu,Maka Engkau Akan Bahagia Se...
  • BIOGRAFI SYAIKH SA’AD ASY-SYATSRI
    BIOGRAFI SYAIKH SA’AD ASY-SYATSRI Beliau lahir di kota Riyadh 5 Oktober  1967, kemudian dibesarkan di sebuah keluarga yang mencintai Ilmu. ...
  • Apakah (huruf waw yang menunjukkan jamak) yang paling berharga yang disebutkan di dalam al- Qur'an ?
    ما هي أغلى  " واو   جماعة "   ذُكِرَت في الـقـرآن الكريم ؟  Apakah (huruf waw yang menunjukkan jamak) yang paling berharga yang ...
  • Ustadz Firanda Andirja, MA , Hadits 02| Sifat Pemarah (Bagian 3)
    🌍 BimbinganIslam.com Rabu, 07 Jumādal Akhir 1437 H / 16 Maret 2016 M 👤 Ustadz Firanda Andirja, MA 📗 K...

Copyright © Menjadi Lebih Baik